Kayu stigi merupakan salah satu dari 3 jenis kayu bertuah asal Karimunjawa yang paling terkenal, banyak orang yang percaya bahwa kayu stigi ini adalah kayu bertuah. Kayu stigi yang mempunyai karakter keras tersebut akan tenggalam di dalam air dan jenisnya ada dua yakni kayu setigi laut dan juga kayu setigi darat.
Menurut cerita yang beredar kayu setigi ini dahulu pernah dipakai Sunan Nyamplungan untuk mengusir seekor ular edor berbisa yang telah menggigitnya saat sedang di perjalanan di tengah hutan. Saat itu Sunan Nyamplungan yang berada di daerah kepulauan Karimunja marah serta bersabda setelah itu penglihatan ular edor tersebut menjadi kabur. Sejak kejadian itu Kayu stigi banyak digunakan untuk mengobati gigitan hewan berbisa.
Kayu kalimasada ini masih termasuk kerabat dari kayu bertuah langka stigi serta kayu dewadaru, kayu kalimasada yang berbentuk aksesoris seperti tasbih sering jadi digunakan sebagai media spiritual oleh beberapa pejabat, pemimpin perusahaan, manajer, serta pimpinan suatu organisasi. Karakter energi pada kayu kalimasada Karimunjawa banyak dipercaya berkhasiat untuk media spiritual seperti menambah kewibawaan, meningkatkan percayaan rasa diri, menambah kecerdasan dan lainnya.
Kayu dewadaru yang berada di daerah Karimunjawa adalah jenis kayu bertuah yang paling keramat, menurut cerita sejarah dahulu Sunan Nyamplungan adalah yang membawa kayu yang awalnya berbentuk tongkat tersebut dari tempat ayahnya Sunan Gunung Muria yang merupakan salah satu dari Wali 9. Saat ini aksesoris dari kayu tersebut banyak digunakan oleh pedagang, pengusaha dan lainnya. Kayu dewadaru asli dipercaya dapat digunakan untuk media spiritual serta berbagai pengobatan alternatif.
Kayu dewandaru Karimunjawa awalnya sulit untuk dibawa ke luar pulau, karena menurut cerita dari berbagai saksi jika kayu dewadaru tersebut dibawa keluar Karimunjawa akan mendatangkan musibah ombak besar dan juga angin besar. Dahulu pernah ada kejadian kapal yang pecah akibat terhantam ombak badai karena kapal tersebut bermuatan kayu dewadaru.
Sejak kejadian tersebut tokoh sesepuh yang ada di pulau mengadakan riyadhoh untuk tujuan mengurangi efek negatif kayu dewadaru jika di bawa keluar dari pulau. Hasil tirakat dari sesepuh memberikan solusi yaitu kapal yang membawa kayu dewadaru harus dilengkapi dengan pasak paku kapal yang berasal dari tiga jenis pasangan kayu stigi yaitu kayu kalimasada yang diletakkan pada bagian depan kapal, kemudian kayu dewadaru berada di tengah, dan kayu stigi berada di bagian belakang.
Dengan menggunakan tiga jenis kayu tersebut, sekarang ini dapat membawa kayu dewadaru keluar dari kepulauan Karimunjawa. Kalung kombinasai dari tiga kayu bertuah yaitu kayu kalimasada, kayu dewadaru, dan kayu stigi kami tawarkan dengan sebagai berikut.
Isi : 120
Diameter : 5mm
Panjang : 30cm
Warna : Stigi cokelat tua, dewandaru cokelat muda, kalimasada hitam